Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia membentuk carbon market hub sebagai komitmen mendukung realisasi transisi energi yang didorong pemerintah pada Presidensi G20 Indonesia 2022. Transisi global menuju Energi Baru Terbarukan (EBT), nol emisi, dan digitalisasi ditargetkan paling lambat tahun 2060. Pada tahun 2025, pemerintah Indonesia menetapkan pemanfaatan EBT akan mencapai 23 persen untuk pembangkit listrik. Wakil Ketua Umum Kadin bidang Hubungan Internasional, Shinta Widjaja Kamdani, mengatakan carbon market hub merupakan satu dari setidaknya dua inisiatif yang ditargetkan Business 20 (B20) dalam Presidensi G20 Indonesia. Inisiatif lainnya yang dilakukan adalah blended finance untuk transisi energi hijau.
Kadin siap melakukan kampanye dan mencari mitra dari negara-negara anggota G20. Shinta menuturkan pentingnya kolaborasi dunia usaha secara global untuk mendukung transisi energi. Menurut Shinta, isu tersebut harus dilakukan oleh semua negara tanpa kecuali, agar bisa menekan efek negatifnya terhadap perubahan iklim, keberlangsungan ekonomi dan lingkungan hidup. Di Business 20 (B20), Indonesia khususnya, Kadin mendorong adanya kolaborasi yang lebih dalam antara negara maju dan berkembang. Baik dari segi pendanaan maupun kerja sama teknologi dan manpower. Baik melalui investasi, perdagangan, exchange dan lainnya. Dalam implementasi transisi energi di Tanah Air, Kadin berharap hal tersebut dapat terus memperoleh dukungan kebijakan yang konsisten, tepat sasaran, dan proporsional. Hal ini tidak hanya akan berpengaruh pada pemberian insentif usaha, tetapi juga peningkatan efisiensi ataupun kemudahan iklim investasi di sektor energi terbarukan.