Permintaan kendaraan listrik diperkirakan baru akan naik pada 2030 setelah biaya komponen baterai listrik bisa ditekan. Kini, kendaraan konvensional masih lebih terjangkau.
Kendati memiliki cadangan bahan baku yang besar, pengembangan industri mobil listrik di Indonesia menghadapi tantangan yang tidak mudah. Mobil berbahan bakar bensin masih menawarkan harga lebih ekonomis sehingga masyarakat belum siap beralih ke mobil listrik. Transisi elektrifikasi kendaraan diperkirakan membutuhkan waktu dan mesti dilakukan bertahap.
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan, meskipun pemerintah sudah mengeluarkan berbagai regulasi dan kebijakan seputar kendaraan listrik, faktor terpenting yang menentukan pengembangan industri mobil listrik di dalam negeri adalah kesiapan masyarakat untuk mengadopsinya. Saat ini, daya beli masyarakat belum bisa menerima harga rata-rata mobil listrik yang berada di atas Rp 600 juta, bahkan melebihi Rp 1 miliar. Sementara, Gaikindo mencatat, 70 persen dari konsumen kendaraan roda empat memilih membeli jenis kendaraan yang harganya di bawah Rp 300 juta.