Realisasi Subsidi Melonjak hingga 38,51 Triliun Rupiah

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menyatakan realisasi subsidi per Maret 2022 melonjak sangat tinggi hingga mencapai 38,51 triliun rupiah dibanding tahun-tahun sebelumnya yang rata-rata di bawah 22 triliun rupiah. “Subsidi realisasi tahun ini lebih tinggi dibanding tahun lalu. Lonjakannya sangat signifikan. Tiga tahun berturut-turut sekitar 15 triliun rupiah sampai 19 triliun rupiah. Tahun ini melonjak 28 triliun rupiah plus 10 triliun rupiah,” kata Menkeu dalam Konferensi Pers APBN KiTA,Rabu (20/4). Realisasi subsidi per Maret 2022 yang sebesar 38,51 triliun rupiah ini meliputi 28,34 triliun rupiah untuk subsidi reguler dan 10,17 triliun rupiah untuk kurang bayar tahun sebelumnya.

Realisasi subsidi tahun 2020 pun hanya 18,71 triliun rupiah, meliputi 16,24 triliun rupiah subsidi reguler dan 2,27 triliun rupiah untuk kurang bayar. Realisasi subsidi tahun 2019 juga rendah yaitu 21,83 triliun rupiah meliputi 14,98 triliun rupiah subsidi reguler dan 6,85 triliun rupiah untuk kurang bayar. Kenaikan realisasi subsidi energi per Maret 2022 terjadi akibat adanya kenaikan volume BBM dan LPG seiring meningkatnya aktivitas masyarakat. Kenaikan juga disebabkan kenaikan harga komoditas yang berdampak pada meningkatnya beban subsidi dan kompensasi.

Untuk realisasi subsidi energi per Februari meliputi BBM, yakni solar dan minyak tanah sebanyak 2.664,9 ribu kiloliter, LPG tiga kilogram sebanyak 1.212,4 juta kilogram, 38,3 juta pelanggan listrik subsidi dan 9,8 Twh volume konsumsi listrik subsidi. Subsidi pun juga diberikan untuk non-energi berupa penyaluran pupuk mencapai 2,2 juga ton serta subsidi bunga KUR kepada 2,1 juta debitur dengan estimasi subsidi sebesar empat triliun rupiah untuk total penyaluran KUR sebesar 93,3 triliun rupiah. Subsidi non-energi turut diberikan berupa bantuan uang muka perumahan bagi 25,8 ribu rumah yang naik dari realisasi 2021 sebanyak 1,7 ribu rumah.

Search