Lelang Surat Utang Dibayangi Sinyal Hawkish The Fed

Direktur Surat Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan menyebut lelang Surat Utang Negara (SUN) hari ini (12/4), dibayangi oleh sikap hawkish atawa sinyal agresif The Fed, bank sentral AS, menaikkan suku bunga acuannya. Sikap hawkish The Fed terjadi atas ekspektasi kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) pada pertemuan Mei mendatang dan rencana The Fed untuk melakukan konsolidasi balance sheet-nya sebesar US$8,2 triliun.

Faktor lain yang mempengaruhi lelang SUN adalah masih tingginya risiko dari konflik Rusia dan Ukraina yang telah berjalan lebih dari satu bulan. Tidak hanya itu, lonjakan kasus covid-19 di China yang mengakibatkan lockdown di kota-kota besar juga ikut mempengaruhi lelang SUN. Meski demikian, menurut Deni, minat investor pada lelang ini masih cukup baik. Hal itu terbukti dari penawaran masuk (incoming bids) yang tembus Rp40,28 triliun dengan bid to cover ratio sebesar 3,65 kali.

Dengan mempertimbangkan imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) yang wajar di pasar sekunder dan rencana kebutuhan pembiayaan tahun ini, maka pemerintah menyerap dana sebesar Rp11,05 triliun dari penawaran yang masuk. Pemerintah juga akan melaksanakan lelang SUN tambahan (Green Shoe Option/GSO) pada Rabu (134) esok, yang menawarkan seri Obligasi Negara FR0090, FR0091, FR0093 dan FR092 dengan yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan sama dengan lelang hari ini.

Search