Dewan Pertimbangan Presiden

DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN

Saat Jokowi dalam Cengkeraman Elite Pendukung 3 Periode…

Wacana perpanjangan masa jabatan presiden atau supaya Presiden Jokowi menjabat 3 periode terus muncul dan memicu beragam tanggapan. Isu kontroversial yang kembali muncul itu kemudian membuat sejumlah pejabat negara ikut berkomentar. Tenaga Ahli Utama KSP, Ali Mochtar Ngabalin, tak mempersoalkan para kepala desa yang menyerukan agar masa jabatan Presiden Jokowi diperpanjang menjadi 3 periode. Menurut dia, menjadi hak setiap warga untuk mengusulkan wacana tersebut. Hal yang sama disampaikan pula Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Menurutnya, wacana penundaan pemilu termasuk sebuah pemikiran yang konstruktif untuk kebaikan bangsa. Mantan Bupati Lebak, Mulyadi Jayabaya, juga ikut menyuarakan pernyataan terkait wacana Jokowi 3 periode. Menurut klaimnya, para kiai dan ulama di daerahnya mendukung Presiden Jokowi menjabat 3 periode, karena situasi ekonomi di Indonesia.

Wacana perpanjangan masa jabatan presiden 3 periode juga muncul pada 2019 dan 2021. Menanggapi polemik terkait dukungan wacana masa jabatan 3 periode, Presiden Jokowi menyatakan harus patuh terhadap konstitusi (30/3/2022). Akan tetapi, ketegasan pernyataan Jokowi menanggapi wacana yang memantik perdebatan sengit itu seolah semakin berkurang.

Peneliti Bidang Perkembangan Politik Lokal LIPI Siti Zuhro mengatakan, pernyataan Jokowi terkait isu masa jabatan 3 periode itu seolah kalah dari argumen kelompok di sekelilingnya yang justru mendukung wacana itu. Seharusnya Jokowi menunjukkan sikap yang tegas, jelas, dan lugas. Menurut Siti, di era yang penuh ketidakpastian saat ini, pernyataan yang ambigu dari seorang pemimpin akan sangat menyesatkan. Secara terpisah, peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro mengatakan, wacana penundaan pemilu bakal terus digaungkan oleh kelompok yang mendukung sampai tahapan dan juga anggaran pemilu memperoleh kejelasan. Selain itu, kelompok yang pro supaya Jokowi menjabat 3 periode akan terus melontarkan wacana itu ketika perhatian masyarakat mulai teralihkan dengan isu harga pangan mahal dan kenaikan komoditas lain.

Search