Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman mengungkap perusahaannya telah menerapkan strategic house dengan lima pilar strategi guna mewujudkan transformasi di Pupuk Indonesia. Adapun lima pilar strategi tersebut antara lain fokus pada pelanggan, fokus pada riset dan inovasi, keunggulan operasi dan rantai pasok, optimalisasi dan pengamanan bahan baku, serta keberlanjutan perusahaan dan ekonomi sirkular.
Bakir menyebutkan kunci utama keberhasilan transformasi ini terletak pada program sentralisasi fungsi holding. Hal ini juga menandai perubahan peran holding, dari strategic holding menjadi activist holding. Holding mengambil peran yang lebih aktif di dalam operasional perusahaan, terutama untuk fungsi-fungsi strategis, seperti pemasaran, pengadaan, riset, pengembangan, juga untuk fungsi SDM, IT dan beberapa fungsi lain.
Bakir menjelaskan secara umum kinerja Pupuk Indonesia Grup di tahun 2021 cukup memuaskan. Total produksi, baik pupuk maupun non pupuk, mencapai 19,52 juta ton atau 100,7% dari RKAP. Ia merinci produksi ini dibarengi dengan tingkat efisiensi yang baik, di mana consumption rate untuk urea sebesar 27,45 MMBTU/ton dan untuk amoniak sebesar 35,51 MMBTUN/ton. Keduanya 99% dari RKAP. Adapun total penjualan, baik pupuk maupun non pupuk, mencapai 14,19 juta ton atau 100,8% dari RKAP. Selain itu juga menyalurkan 7,92 juta ton pupuk bersubsidi di tahun 2021.
Kendati demikian, pihaknya mengungkap beberapa tantangan yang harus dihadapi di tahun 2022 ini. Mulai dari Retail & Distributor Excellence, peningkatan penjualan retail melalui benefit & loyalty program, launching 1.000 kios komersil dengan program #PupukIndonesiaAda, serta memastikan ketersediaan pupuk non subsidi bagi petani.