Perang Rusia-Ukraina telah memberikan dampak yang signifikan pada aspek politik dan ekonomi. Dari sisi politik, konflik tersebut menandakan bahwa Rusia, yang didukung Cina, berani menantang tatanan global yang dipimpin Amerika Serikat sejak akhir Perang Dunia II dengan menentang pengenaan sanksi ekonomi dan dukungan dalam perhelatan diplomasi global. Sementara dari sudut ekonomi, konflik tersebut mempunyai dampak berganda. Pertama, konflik ini dapat memperburuk ekonomi global yang sedang dalam fase pemulihan dari pandemi Covid-19. Kedua, konflik Rusia-Ukraina dapat menjadi pemicu untuk mempercepat decoupling perekonomian global menjadi dua ekosistem: sistem konvensional yang didominasi Amerika dan sistem alternatif yang didominasi Cina serta Rusia.
Inflasi di negara maju dan berkembang mencapai titik tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Untuk mencegah inflasi yang tinggi dan berkepanjangan, bank sentral di seluruh dunia akan melakukan pengetatan. Namun, pengetatan moneter yang terlalu cepat dapat memicu resesi, tapi terlalu lambat pun dapat memicu stagflasi. Selain itu, pengetatan moneter juga akan meningkatkan beban utang pemerintah yang ditumpuk selama masa pandemi. Bagi Indonesia, dampak jangka pendek yang paling signifikan adalah kenaikan harga pangan dan bahan bakar. Pengetatan moneter global dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan beban bunga utang pemerintah. Sementara untuk jangka panjang, perubahan rantai pasok global yang menghindari Rusia dan Ukraina harus diwaspadai. Hal itu dapat menguntungkan Indonesia di sektor tertentu, seperti minyak, gas, logam, dan bahan pangan, tapi juga merugikan di sektor lain, seperti gandum dan persenjataan.
Decoupling perekonomian global dapat terlihat dari meningkatnya penggunaan mata uang selain dolar Amerika serta munculnya sistem pembayaran alternatif, seperti CIPS (Cina) dan SPFS (Rusia). Bagi Indonesia, tren decoupling ibarat koin bermuka dua. Dampak positif bagi Indonesia, antara lain, adalah berkurangnya ketergantungan pada dolar Amerika, meningkatnya perdagangan dan investasi dari negara non-tradisional, serta meningkatnya peran investor domestik. Namun decoupling juga dapat berdampak negatif pada sistem finansial global yang kurang efisien dan menimbulkan ketidakstabilan pasar finansial akibat berubahnya pola perekonomian global. Pemerintah harus memberikan perhatian khusus kepada konsekuensi konflik Rusia-Ukraina karena dampaknya secara politik dan ekonomi sangat signifikan serta berjangka panjang. Dalam jangka pendek, pemerintah harus segera mencegah kenaikan harga pangan dengan sejumlah kebijakan. Dalam jangka menengah hingga panjang, pemerintah harus konsisten melakukan reformasi ekonomi agar Indonesia terlepas dari cengkeraman jebakan komoditas. Pengelolaan bahan mentah di hilir harus terus digalakkan dan diversifikasi pasar ekspor ke negara non-tradisional dikejar. Pemerintah harus terus memperbaiki basis pajak untuk mengurangi pertambahan utang baru dan meningkatkan efektivitas kebijakan fiskal. Di sektor riil, produktivitas pekerja dipicu agar sektor manufaktur kompetitif di pasar global. Pasar finansial domestik harus diperdalam agar Indonesia tidak tersandera pasar finansial global.