Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan menjelaskan alasan yang membuat SoftBank Group batal berinvestasi untuk pembangunan ibu kota baru Indonesia. Pertama, Bos SoftBank Tak Lagi Jadi Dewan Pengarah IKN. Namun di lain sisi, Dewan Pengarah lainnya masih tetap sama yakni Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ) dan eks Perdana Menteri Inggris Tony Blair. Akibatnya, pemerintah Indonesia perlu mencari pengganti Masayoshi Son sebagai Dewan Pengarah Pembangunan IKN.
Kedua, saham SoftBank mengalami penurunan. Luhut menjelaskan bahwa SoftBank mundur dari pembangunan IKN lantaran saham perusahaan tersebut anjlok. Saham SoftBank di bursa saham Jepang anjlok dalam 6 bulan terakhir. Ketiga, SoftBank Ditinggal Investor Timur Tengah. SoftBank memiliki penempatan pendanaan yang salah satu sumbernya berasal dari negara Timur Tengah yakni dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) melalui SoftBank Vision Fund. Namun kini, kedua negara tersebut meninggalkan pendanaan SoftBank Vision Fund.
Luhut mengatakan saat ini Indonesia tengah melobi Arab Saudi dan dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk berinvestasi langsung di Indonesia, tanpa melalui SoftBank. UEA akan masuk ke proyek IKN melalui Sovereign Wealth Fund (SWF) dengan angka US$20 miliar atau setara Rp286 triliun (kurs Rp14.305 per dolar AS).