Indonesia Alami ‘Musim Semi’ di Tengah Kemelut Rusia-Ukraina

Indonesia disebut tengah memasuki ‘musim semi’. Kiasan itu terkait potensi Indonesia menjadi salah satu negara yang menimba untung dari kondisi global saat ini, termasuk adanya konflik Rusia-Ukraina. Chief Economist PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat menerangkan, dampak konflik Rusia-Ukraina disebut hanya akan berlangsung sementara. Hal tersebut karena konflik dinilai bukan terkait ideologi, tetapi lebih ada kepentingan bisnis. Di sisi lain, adanya larangan ekspor maupun impor komoditas dari dan ke Rusia, disebut menjadi peluang Indonesia untuk pasang badan berkontribusi lebih besar dalam supply komoditas global.

Mengingat latar belakangnya lebih pada urusan bisnis, Budi menyebut Indonesia bak mengalami ‘musim semi’ lantaran menjadi salah satu kandidat negara yang dipertimbangkan untuk investasi. Ada dua jenis rotasi antar aset, seperti dari obligasi ke saham, dan komoditas ke currency. Tapi ada juga yang regional. Indonesia menjadi menarik karena kebijakannya benar. Salah satu kebijakan yang dimaksud yakni hilirisasi. Dulu Indonesia menjual dalam bentuk mentah, sekarang diolah. Sehingga bisa memberikan nilai tambah yang lebih besar. Tahun lalu foreign direct investment untuk sektor mining meningkat 160 persen, itu menunjukkan bahwa Indonesia betul-betul memanfaatkan situasi.

Namun demikian, di saat bersamaan inflasi yang terjadi di dalam negeri juga perlu diperhatikan. Budi mengatakan strategi terbaik untuk meredam inflasi yang diakibatkan konflik Rusia-Ukraina adalah dengan melakukan investasi pada saham-saham komoditas yang menjadi biang kerok inflasi. Di sisi lain, pasar saham juga dinilai lebih fleksibel dibandingkan obligasi yang memiliki potensi kenaikan suku bunga.

Search