Ukuran tahu dan tempe di pasaran disebut mulai mengecil gara-gara kenaikan harga kedelai di tingkat produsen. Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan anggotanya telah menjual tahu dan tempe dengan ukuran lebih kecil daripada biasanya pada pekan ini. Langkah tersebut diambil untuk mengimbangi kenaikan harga kedelai di tingkat produsen yang ikut terkerek akibat gejolak harga internasional.
Ketua Umum Gakoptindo menyebut sikap produsen untuk mengecilkan ukuran tahu dan tempe itu sudah dilakukan di sejumlah daerah seperti Jabodetabek, Jawa Barat hingga Bali. Kendati demikian, tren itu akan diterapkan di daerah lain karena harga bahan baku yang tertahan tinggi hingga pekan kedua Februari 2022. Gakoptindo mencatat harga kedelai di tingkat pengrajin sudah di kisaran Rp10.800 hingga Rp11.000. Sementara, harga tempe mengalami kenaikan berkisar di angka Rp10.300 hingga Rp10.600 per kilogram pada pekan pertama bulan ini. Di sisi lain, harga tahu tercatat berada di harga Rp52.400 hingga Rp53.700 per papannya atau setara dengan Rp700 per potong.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) melaporkan tren kenaikan harga kedelai impor bakal berlanjut hingga Mei 2022. Kenaikan harga komoditas impor itu belakangan turut menggerek naik harga tahu dan tempe sejak awal tahun ini. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan menerangkan jika kenaikan harga kedelai di tingkat dunia disebabkan oleh turunnya pasokan dari produsen utama seperti Brazil pada awal tahun ini. Selain itu, inflasi Amerika Serikat di posisi 7 persen turut mengungkit harga bahan produksi di tingkat dunia.