Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (APB3I) meminta pemerintah mempertimbangkan kembali rencana penghentian ekspor bauksit. Pasalnya cadangan dalam negeri masih cukup berlimpah. Catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan bauksit di Indonesia mencapai 4 persen atau 1,2 miliar ton dari total cadangan dunia, dan masih akan bertahan setidaknya hingga 92 tahun ke depan. Oleh karenanya, pemerintah setidaknya perlu tetap membuka ekspor sambil menunggu masifnya pembangunan smelter alumina.
Pelaksana Harian Ketua Umum APB3I Ronald Sulistyanto mengatakan bahwa serapan bauksit di dalam negeri masih cukup rendah. Di sisi lain, RI hanya memiliki beberapa smelter. Maka dari itu, bauksit dominan diperdagangkan di pasar global. Di sisi lain, dalam pemberian kuota ekspor, APB3I meminta kebijaksanaan pemerintah dalam memberikan izin ekspor secara merata kepada seluruh pengusaha. Selama ini APB3I melihat masih ada perusahaan yang tidak mendapat kuota ekspor.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menyampaikan akan melakukan penghentian ekspor bauksit mulai akhir 2022. Langkah ini diambil pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah hasil sumber daya dalam negeri. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan bahwa rencana tersebut paling telat akan direalisasikan pada 10 Juni 2023.