Presiden Lebanon Joseph Aoun, Minggu (23/11), mengatakan bahwa serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut merupakan bukti lain bahwa Israel mengabaikan seruan berulang kali untuk menghentikan serangannya. Pernyataannya muncul tak lama setelah serangan Israel yang menewaskan lima orang dan melukai 28 lainnya di Beirut selatan. Israel mengeklaim bahwa serangan itu menargetkan kepala staf Hezbollah, Ali Tabatabai. Hezbollah telah mengonfirmasi bahwa Tabatabai tewas dalam serangan tersebut.
Israel “menolak untuk menerapkan resolusi internasional dan menolak semua upaya dan inisiatif yang bertujuan untuk mengakhiri eskalasi dan memulihkan stabilitas tidak hanya di Lebanon tetapi juga di seluruh kawasan,” tambahnya. Aoun menekankan bahwa Lebanon telah mematuhi penghentian permusuhan “selama hampir satu tahun” dan telah berulang kali mengajukan inisiatif untuk menjaga ketenangan.
Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, setidaknya 331 orang tewas dan 945 orang terluka akibat tembakan Israel sejak gencatan senjata berlaku pada 27 November 2024. Misi penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) juga melaporkan lebih dari 10.000 pelanggaran udara dan darat yang dilakukan Israel.
