Analisis citra satelit menunjukkan, mayoritas bangunan dalam kompleks penipuan atau scam di KK Park, Kota Myawaddy, Myanmar, masih kokoh berdiri meski pemerintah mengeklaim telah memberantasnya. Tindakan militer Myanmar yang mengaku telah memberantas pusat scam di perbatasan negara itu pun dinilai hanya bersifat simbolis. Sekitar 22 bangunan hancur dan sekitar 80 lainnya mengalami kerusakan atau kemungkinan rusak. Namun, sekitar tiga perempat dari total bangunan di kompleks itu tetap berdiri kokoh.
“Militer sedang melakukan aksi publisitas di KK Park,” ujar Jason Tower, pakar senior dari Inisiatif Global Melawan Kejahatan Terorganisir Transnasional (Global Initiative against Transnational Organized Crime). Ia menyebut tindakan tersebut hanya ilusi untuk menciptakan kesan bahwa pemerintah bertindak tegas. Kompleks seperti KK Park menjadi sumber pendapatan bagi kelompok milisi yang selama ini bersekutu dengan militer. Para analis menyebutkan, militer diduga sengaja membiarkan bisnis gelap ini terus berjalan sebagai imbalan dukungan dari milisi lokal.
China, salah satu pendukung internasional utama junta, juga menekan Pemerintah Myanmar menutup pusat-pusat penipuan tersebut. Pendekatan militer Myanmar pun tampak hati-hati agar tidak kehilangan dukungan dari dua pihak penting tersebut, yaitu milisi dalam negeri dan China. Sejumlah pekerja di KK Park dilaporkan melarikan diri ke Thailand sejak operasi militer diumumkan. Sekitar 1.500 orang menyeberang perbatasan. Meski demikian, para pakar meyakini masih banyak pekerja yang tinggal dan bekerja di pusat-pusat scam serupa di wilayah lain.
