Militer Israel menyatakan telah kembali menerapkan gencatan senjata di Jalur Gaza. Hal tersebut disampaikan Israel setelah melancarkan serangan udara besar-besaran ke wilayah tersebut pada Minggu (19/10/2025). Langkah itu diambil setelah hari paling mematikan sejak kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku beberapa hari lalu. Dalam pernyataannya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan serangan ke wilayah Rafah merupakan respons atas pelanggaran terhadap gencatan senjata oleh Hamas. Menurut IDF, milisi Hamas menembakkan rudal antitank dan senjata api ke arah pasukan Israel di dekat Rafah, hingga menewaskan dua tentara.
Namun, Hamas membantah tuduhan itu dan mengatakan tidak mengetahui adanya bentrokan di wilayah tersebut. “Israel terus melanggar perjanjian,” demikian pernyataan kelompok itu. Hamas juga menuduh Israel melakukan serangkaian pelanggaran serius dan berulang terhadap gencatan senjata yang disepakati. Sepanjang hari, IDF mengaku telah menyerang puluhan target Hamas di seluruh Jalur Gaza serta menangguhkan pengiriman bantuan ke wilayah pesisir itu. Sumber rumah sakit di Gaza menyebut, sedikitnya 44 orang tewas di berbagai lokasi akibat serangan udara, termasuk enam anggota Hamas di mana salah satunya komandan lapangan senior.
Beberapa jam setelah melancarkan gelombang serangan, militer Israel mengumumkan bahwa pihaknya mulai menegakkan kembali gencatan senjata di Jalur Gaza. Meski demikian, pertempuran hari itu memicu kembali ketakutan di kalangan warga Palestina akan kembalinya perang besar-besaran.
