Bank Indonesia (BI) menegaskan kembali komitmennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan pasar global. Gubernur BI Perry Warjiyo, mengatakan seluruh instrumen kebijakan moneter telah digerakkan secara maksimal untuk memastikan rupiah tetap bergerak sesuai fundamentalnya. BI menggunakan seluruh instrumen yang ada secara bold, baik di pasar domestik melalui instrumen spot, DNDF, dan pembelian SBN di pasar sekunder, maupun di pasar luar negeri di Asia, Eropa, dan Amerika secara terus menerus, melalui intervensi NDF.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus tertekan. Pada perdagangan kemarin (26/9), rupiah ditutup melemah 64 poin atau 0,39% di level Rp 16.749 per dolar AS, melanjutkan pelemahan pada hari sebelumnya hingga 80 poin di level Rp 16.684 per dolar AS. BI juga mengajak seluruh pelaku pasar untuk bersama-sama menjaga iklim pasar keuangan tetap kondusif agar stabilitas rupiah dapat tercapai dengan baik.