Pengajar Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi, menilai dua reshuffle terakhir menunjukkan Presiden Prabowo ingin meneguhkan otoritasnya sebagai Presiden. Pengisian personel dengan ”orang-orang Presiden” ini menunjukkan Prabowo berusaha meminimalkan tokoh-tokoh yang dipandang memiliki persoalan dengan publik. Selain itu, Presiden mencoba mendapatkan persepsi publik bahwa ini adalah langkahnya untuk ”bersih-bersih”.
Direktur Eksekutif The Indonesian Institute Center for Public Policy Research Adinda Tenriangke Muchtar menilai reshuffle ini terlambat. Sebab, kritik masyarakat terhadap beberapa menteri yang ditengarai bermasalah dengan kasus korupsi sudah lama disampaikan. Adinda pun menilai reshuffle belum menjawab semua desakan serius masyarakat sipil. Semestinya, ada evaluasi atas kinerja kabinet secara menyeluruh.
