Mencermati Poin-poin Gencatan Senjata Konflik Thailand dan Kamboja

Kamboja dan Thailand secara resmi menyepakati gencatan senjata tanpa syarat yang mulai berlaku pada Selasa, 29 Juli 2025 pukul 00.00 waktu setempat. Kesepakatan ini dicapai dalam perundingan damai yang berlangsung di Putrajaya, Malaysia, dan dimediasi langsung oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, selaku Ketua ASEAN. PM Anwar menyampaikan bahwa kedua pihak menyatakan kesiapan mereka untuk segera mengakhiri konflik dan mengembalikan kondisi ke arah normal. Gencatan senjata ini terjadi setelah ketegangan memuncak akibat konflik bersenjata di wilayah sengketa antara Provinsi Preah Vihear (Kamboja) dan Ubon Ratchathani (Thailand), yang menyebabkan korban jiwa dan pengungsian massal.

Sebagai tindak lanjut dari gencatan senjata, kedua negara menyepakati beberapa langkah lanjutan. Pertama, pertemuan informal antar komandan militer di perbatasan diadakan pada pagi hari setelah gencatan senjata dimulai, diikuti dengan rencana pertemuan Komite Perbatasan Umum (GBC) pada 4 Agustus 2025 di Kamboja. ASEAN juga akan membentuk mekanisme pengawasan gencatan senjata yang melibatkan para Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan dari Malaysia, Thailand, dan Kamboja. Selain itu, komunikasi langsung antara para pemimpin dari kedua negara akan dinormalisasi kembali sebagai bagian dari upaya membangun kepercayaan. Kesepakatan ini turut didukung oleh Amerika Serikat dan Cina, yang aktif mendorong penyelesaian damai dan stabilitas regional.

Dampak kemanusiaan dari konflik ini sangat besar, dengan 300 ribu warga terdampak—140 ribu dari Kamboja dan 160 ribu dari Thailand. PM Hun Manet mengungkapkan harapan agar kesepakatan ini menjadi dasar untuk diskusi bilateral lanjutan guna menghindari eskalasi di masa depan. Sementara itu, Pejabat PM Thailand Phumtham Wechayachai menegaskan bahwa Thailand tetap berkomitmen pada resolusi damai selama kedaulatan dan keselamatan warga negaranya terjaga. Kedua pemimpin menyatakan bahwa gencatan senjata ini akan dilaksanakan dengan itikad baik oleh masing-masing pihak, membuka harapan baru bagi perdamaian jangka panjang di kawasan.

Search