Thailand-Kamboja Gencatan Senjata sambil Negosiasi Tarif Trump

Gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja yang dimulai pada Selasa (29/7/2025) masih berlangsung meski sempat diwarnai tuduhan pelanggaran oleh militer Thailand. Setelah perundingan damai di Malaysia sehari sebelumnya, kedua negara menyepakati penghentian konflik tanpa syarat menyusul bentrokan sengit di sekitar kuil-kuil kuno sepanjang perbatasan yang telah menewaskan sedikitnya 43 orang sejak 24 Juli. Meski sempat terjadi baku tembak dini hari setelah kesepakatan, suara ledakan mereda menjelang tengah malam dan pertemuan antara para komandan militer tetap berlangsung. “Saat ini, di hari-hari awal gencatan senjata, situasinya masih rapuh,” ujar Maratee Nalita Andamo, juru bicara pusat krisis perbatasan Thailand.

Di lapangan, warga di kedua sisi perbatasan mulai merasakan dampak gencatan senjata, meskipun rasa cemas belum sepenuhnya hilang. Seorang petani di Desa Ta Miang, Thailand, mengaku baru bisa merasa tenang jika tidak lagi mendengar tembakan. Ketegangan sebelumnya telah menyebabkan lebih dari 300.000 orang mengungsi, dengan masing-masing negara mencatat korban jiwa dari militer dan sipil. Dalam upaya memperkuat perdamaian dan menghindari tekanan ekonomi, kedua negara juga mendekati Presiden AS Donald Trump untuk melanjutkan negosiasi perdagangan. Trump mengklaim bahwa inisiatifnya turut berperan dalam tercapainya kesepakatan.

Search