Karhutla di Riau Meluas, Asap Sampai Malaysia dan 586 Titik Panas Terdeteksi

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau kembali memicu krisis lingkungan dan kesehatan. Pantauan satelit mencatat 1.208 titik panas di Sumatra, dengan Riau menjadi penyumbang terbanyak yakni 586 titik. Rokan Hilir mendominasi dengan 354 titik, disusul Rokan Hulu 142 titik, sementara wilayah lain seperti Pelalawan, Siak, Kampar,
Bengkalis, hingga Dumai juga terdampak. Situasi makin genting karena helikopter water bombing mengalami kerusakan sehingga pemadaman mengandalkan cara manual, membuat operasi kurang optimal. Komandan Manggala Agni Daops Pekanbaru, Chaerul Parsaulian Ginting, mendesak dilakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk membantu pemadaman.

Sejumlah lokasi karhutla aktif terpantau di Rokan Hulu, Kampar, Siak, dan Rokan Hilir, dengan estimasi lahan terbakar mencapai ratusan hektare. Untuk memperkuat upaya pemadaman, bantuan personel didatangkan dari Sumatra Selatan dan Jambi, terutama untuk wilayah Rokan Hilir yang paling parah. Kabut asap tebal kini tidak hanya menyelimuti wilayah terdampak, tetapi juga meluas hingga ke Malaysia. Dampaknya pun mengganggu aktivitas, seperti tertutupnya jalan tol Pekanbaru–Dumai akibat asap pekat yang terbawa angin kencang.

Masyarakat diimbau untuk tidak membakar lahan atau sampah selama musim kemarau, mengingat cuaca ekstrem membuat api mudah menyebar dan sulit dikendalikan. Banyak kasus bermula dari pembakaran sampah yang tak terkendali. Data BMKG juga menunjukkan karhutla terjadi hampir di seluruh Sumatra bagian tengah dan utara, termasuk Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, dan Jambi. Dukungan dan kewaspadaan seluruh pihak sangat diperlukan untuk mencegah bencana ini meluas lebih jauh.

Search