Netanyahu Mengadu kepada Donald Trump terkait Jangkauan Rudal Iran, Minta Dibatasi Hanya 480 KM Saja

Meski perang antara Iran dan Israel telah selesai dalam 12 hari, namun mimpi buruk dan ketakutan di pihak Israel masih ada terhadap rudal-rudal Iran. Perdana Menteri Israel mengatakan kepada Donald Trump, agar jangkauan rudal Iran harus dibatasi hingga 480 kilometer saja, setelah kerusakan besar yang ditimbulkannya di Israel. Kunjungan lima hari Benjamin Netanyahu ke Amerika Serikat ditandai dengan serangkaian pernyataan mengejutkan. Netanyahu mengatakan kepada pewawancara Amerika bahwa Iran kini “dalam masalah besar.”  Tujuan perang yang dinyatakan adalah untuk membongkar program nuklir Iran, sementara agenda tersembunyinya adalah untuk menggulingkan pemerintah Iran. Namun, intelijen dan analisis menunjukkan bahwa kedua tujuan tersebut tidak tercapai. 

Konsekuensi tak terduga ini mendorongnya untuk mengeluarkan tuntutan baru dan mengejutkan dalam wawancaranya. Netanyahu mengatakan dia hanya akan menyetujui kesepakatan dengan Iran jika Teheran membatasi jangkauan rudal balistiknya hingga 300 mil (sekitar 480 kilometer).  Netanyahu berupaya untuk menghilangkan kemampuan rudal Iran, dengan tujuan memulai kembali perang yang pada akhirnya terpaksa ia akhiri, meskipun tujuan awalnya berbeda, kata Mashallah Shams Vaezin, seorang jurnalis dan analis politik terkemuka Iran.

Perjanjian dan konvensi internasional tidak secara hukum membatasi jangkauan rudal balistik yang dikembangkan oleh negara mana pun. Shams al-Waezin menjelaskan, “Berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB, Iran berhak mengembangkan kemampuan yang diperlukan untuk mempertahankan diri. Mengingat keinginan Israel yang jelas untuk merugikan Iran, negara tersebut harus siap menyerang kapan saja.” Menteri Pertahanan Iran Aziz Nasirzadeh menyatakan pada hari Senin bahwa negaranya tidak yakin gencatan senjata yang berlaku antara Iran dan Israel pada 24 Juni akan bertahan. 

Search