Ketegangan di kawasan timur Eropa meningkat tajam setelah Rusia melancarkan serangan udara terbesar sejak invasinya ke Ukraina lebih dari tiga tahun lalu. Serangan tersebut mendorong Polandia, negara anggota NATO yang berbatasan langsung dengan Ukraina, untuk mengerahkan jet tempur dan mengaktifkan sistem pertahanan udara dalam kesiapan tingkat tertinggi. Komando operasional militer Polandia menyatakan bahwa langkah tersebut diambil sebagai respons terhadap ancaman langsung dari gelombang drone dan rudal Rusia yang menyerang wilayah-wilayah Ukraina dekat perbatasan NATO. Selain jet tempur, sistem radar dan pertahanan berbasis darat Polandia juga telah ditempatkan dalam kesiagaan penuh.
Sebelumnya, langkah serupa juga dilakukan oleh Rumania, negara anggota NATO lain yang berbatasan dengan Ukraina, yang mengerahkan jet tempur menyusul serangan drone Rusia ke dekat perbatasannya pada awal bulan ini. Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa pada Rabu (9/7/2025) dini hari, Rusia menembakkan total 728 drone, enam rudal balistik hipersonik Kinzhal, dan tujuh rudal jelajah ke berbagai wilayah Ukraina. Mayoritas serangan berhasil digagalkan oleh sistem pertahanan udara Ukraina. Tujuh rudal jelajah berhasil ditembak jatuh, dan sekitar 300 drone juga berhasil dicegat, termasuk oleh drone interseptor. Namun lebih dari 400 drone lainnya sempat masuk ke wilayah Ukraina sebelum sempat dihentikan.
Kolonel Yuriy Ignat, juru bicara angkatan udara Ukraina, menyebutkan bahwa lebih dari 300 drone Shahed rancangan Iran digunakan dalam serangan semalam tersebut. Kementerian Pertahanan Ukraina menyebutkan bahwa kota Lutsk di barat laut Ukraina, dekat perbatasan dengan Polandia dan Belarusia, menjadi salah satu target utama. Kota Khmelnytskyi juga menjadi sasaran, bersama dengan beberapa wilayah besar lain termasuk Kyiv, Dnipro, Kharkiv, dan Mykolaiv. Ledakan serta kerusakan dilaporkan di berbagai kota besar dan wilayah timur laut, tengah, dan selatan Ukraina, mengakibatkan gangguan besar pada infrastruktur sipil dan militer.