Riset YouGov menunjukkan masyarakat Indonesia mengurangi tabungan atau bahkan sulit menabung, karena biaya hidup yang meningkat. Jumlah orang yang mengutang di pinjaman online alias pinjol maupun paylater pun meningkat. Lembara riset konsumen global, YouGov melakukan survei terhadap 2.067 responden berusia 18 tahun ke atas di Indonesia selama 17 – 21 April. Data ditimbang berdasarkan demografi seperti usia, jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi, dan wilayah, agar mewakili populasi nasional sesuai proyeksi terbaru dari BPS alias Badan Pusat Statistik. Separuh responden mencatatkan kenaikan pengeluaran, terutama untuk bahan makanan (34%), pendidikan (25%), dan tabungan (24%). Responden muda lebih banyak memangkas kebutuhan esensial, dan generasi lebih tua cenderung mengurangi pengeluaran gaya hidup. Sebanyak 53% responden yang merupakan pekerja penuh waktu menabung lebih sedikit dari rencana. Hanya 23% yang mampu menabung lebih banyak dari yang ditargetkan.
Di kalangan yang tidak bekerja secara formal, 33% tidak bisa menabung sama sekali dan bahkan 18% menggunakan tabungannya. Meski sebagian masyarakat mulai lebih disiplin misalnya, mencatat pengeluaran atau menunda pembelian besar, banyak yang tetap berfokus pada kebutuhan jangka pendek. Selain itu, 37% responden mulai menggunakan dana darurat. Untuk menghadapi tekanan biaya hidup, banyak masyarakat menjadikan pinjaman sebagai solusi. Lebih dari setengah responden (54%) mengambil pinjaman dalam 12 bulan terakhir, terutama dari kalangan Milenial (59%) dan Gen X ke atas (58%).