Konsulat Jenderal China di Los Angeles, Amerika Serikat, mengeluarkan peringatan serius kepada warganya untuk tetap waspada dan menjauhi tempat-tempat berkumpul. Travel warning ini muncul setelah situasi keamanan memburuk akibat protes yang berubah menjadi penjarahan dan kekacauan massal. Dalam imbauan resmi yang dirilis melalui situs web dan media sosial resminya, konsulat China menyampaikan bahwa aparat penegak hukum tengah melakukan operasi di berbagai lokasi di wilayah metropolitan Los Angeles.
Kerusuhan di Los Angeles bermula dari unjuk rasa menentang tindakan keras imigrasi yang dilakukan pemerintahan Presiden Donald Trump. Protes yang berlangsung selama akhir pekan berujung pada kekerasan, penjarahan, dan bentrokan antara pengunjuk rasa dengan aparat penegak hukum federal. Menanggapi situasi tersebut, Presiden Trump mengerahkan 2.000 personel Garda Nasional untuk mengendalikan kerusuhan dan kini mengerahkan sekitar 700 personel marinir.
Dalam unggahan di platform Truth Social, Trump menulis: “Sebuah kota besar Amerika yang dulu hebat, Los Angeles, telah diserbu dan diduduki oleh imigran ilegal dan kriminal. Kini massa pemberontak yang penuh kekerasan menyerang agen federal kita untuk menghentikan operasi deportasi-tetapi kerusuhan tanpa hukum ini justru semakin menguatkan tekad kami,” tulis Trump dalam unggahan di platform Truth Social. Adapun kerusuhan di Los Angeles menjadi sorotan utama media pemerintah China. Saluran penyiaran nasional CCTV menyiarkan laporan sepanjang waktu tentang demonstrasi anti-ICE dan kerusuhan yang menyertainya. Pada Minggu, CCTV membuat tagar di media sosial Weibo dengan judul “LA adalah kekacauan,” yang telah dilihat lebih dari 31,5 juta kali dan menduduki lima besar tren terpopuler. Dalam kolom komentar unggahan CCTV, berbagai tanggapan bermunculan dari pengguna media sosial China. Beberapa memuat nada kekhawatiran, namun banyak pula yang menyindir kondisi Amerika Serikat.