Pemimpin oposisi Lee Jae Myung ditetapkan sebagai presiden terpilih Korea Selatan. Lee berhasil mengalahkan pesaing kuatnya dari partai konservatif Kim Moon Soo pada pemilihan presiden 2025. Dalam pidatonya kepada para pendukungnya pada Rabu (4/6) pagi waktu setempat, Lee mengajak seluruh warga Korsel untuk terus maju dengan harapan dan memulai awal yang baru. Ia juga berjanji membuka ruang dialog dan komunikasi dengan Korea Utara, yang secara teknis masih berperang dengan Korsel.
Lee diperkirakan akan memulai hari pertamanya dengan pengarahan telepon tradisional dari komandan tertinggi militer, yang secara resmi mengonfirmasi pengalihan kendali operasional negara. Kemudian, ia kemungkinan akan mengunjungi Pemakaman Nasional, tradisi lama yang dijalankan oleh para pendahulunya, termasuk Yoon. Upacara pelantikan sederhana kemungkinan akan menyusul di Majelis Nasional. Kim telah mengakui kekalahannya beberapa jam sebelumnya, karena penghitungan suara terakhir masih berlangsung. Hasil resmi menunjukkan bahwa ia tidak memiliki peluang untuk menang.
Lee memangku jabatan dengan beban yang besar, mulai dari pertumbuhan ekonomi yang lambat dan perang dagang global hingga meningkatnya kekhawatiran atas hubungan militer antara Pyongyang yang bersenjata nuklir dan Moskow. Ia juga menghadapi tantangan untuk memimpin negara yang masih terguncang oleh kekacauan yang dipicu oleh deklarasi darurat militer Yoon pada bulan Desember dan kebangkitan sayap kanan setelahnya.