Rusia menembakkan 367 drone dan puluhan rudal ke kota-kota di Ukraina yang dimulai sejak Sabtu (24/5). Menteri Dalam Negeri Ukraina, Ihor Klymenko, mengatakan 12 orang tewas dan 60 orang mengalami luka-luka akibat serangan udara terbesar Rusia selama perang ini. “Ini adalah serangan gabungan yang kejam, yang ditujukan kepada warga sipil. Musuh (Rusia) sekali lagi menunjukkan bahwa tujuannya adalah ketakutan dan kematian,” kata Klymenko.
Angkatan Udara Ukraina mengonfirmasi bahwa Rusia telah meluncurkan 298 pesawat tak berawak dan 69 rudal dalam serangan semalam, dan mengeklaim berhasil menembak jatuh 266 drone dan 45 rudal. Serangan masih terus berlanjut hingga Minggu (25/5). Kerusakan imbas serangan ini terjadi di sejumlah titik termasuk di ibu kota Kyiv, kota terbesar kedua Kharkiv, Mykolaiv di selatan, dan Ternopil di barat.
Menanggapi serangan tersebut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta Amerika Serikat untuk angkat bicara. “Diamnya Amerika dan diamnya pihak lain di dunia, hanya akan menyemangati Putin. Setiap serangan teroris Rusia adalah alasan yang cukup untuk memberikan sanksi baru terhadap Rusia,” tulis Zelensky di Telegram. Serangan ini juga terjadi saat Rusia dan Ukraina telah sepakat untuk melaksanakan pertukaran tahanan, di mana kedua pihak akan masing-masing menukar total 1.000 orang tahanan.