Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, menyoroti ketergantungan pengusaha UMKM seperti penjual makanan, minuman, dan toko kelontong pada layanan pengantaran ojek online (ojol) dalam ekosistem digital. Oleh karena itu, ia menekankan komitmen Kementerian UMKM untuk menciptakan ekosistem kemitraan yang kondusif antara pengemudi ojol, aplikator, dan merchant UMKM. Setelah beraudiensi dengan manajemen Maxim, Maman menegaskan kepentingan kementerian dalam menjaga stabilitas dan kondusivitas industri transportasi online, termasuk hubungan antara aplikator dengan pengemudi ojol dan merchant UMKM.
Maman juga menekankan pentingnya fleksibilitas kemitraan di industri ojol sebagai solusi terbaik, yang dinilai mendukung keberlangsungan usaha, kesejahteraan mitra pengemudi, dan pertumbuhan UMKM di ruang digital. Terkait demonstrasi transportasi online yang menuntut tarif potongan 10%, Maman mengajak semua pihak untuk tidak berpolemik, seraya menyatakan bahwa jika ada yang kurang cocok dengan skema tarif satu aplikator, bisa beralih ke pilihan lain yang lebih sesuai, mengingat setiap aplikator memiliki kebijakan tarif bagi hasil yang berbeda.
Lebih lanjut, Kementerian UMKM saat ini sedang mengusulkan pembentukan koperasi kemitraan bagi mitra ojek online di setiap aplikator. Koperasi ini diharapkan menjadi wadah penguatan ekonomi kolektif mitra ojol, serta akan berperan dalam pengadaan atribut kerja, layanan simpan pinjam, atau usaha lainnya, sejalan dengan gagasan Koperasi Merah Putih yang sedang digalakkan pemerintah.