Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mencabut semua sanksi terhadap Suriah. Penetapan tersebut disampaikan Trump dalam pidatonya di Forum Investasi Saudi-AS di Riyadh, Arab Saudi pada Selasa (13/5/2025). Trump menyebut bahwa di Suriah, yang telah mengalami begitu banyak kesengsaraan dan kematian, ada pemerintahan baru yang diharapkan akan berhasil menstabilkan negara dan menjaga perdamaian.
Suriah telah ditetapkan sebagai negara sponsor terorisme oleh pemerintah AS sejak 1979. Sanksi AS tambahan dijatuhkan pada negara tersebut pada tahun 2004 dan sekali lagi pada tahun 2011, setelah rezim Presiden Bashar Assad saat itu melancarkan tindakan keras brutal terhadap pemberontakan anti-pemerintah. Dalam kurun waktu sekitar 14 tahun sejak itu, negara tersebut telah hancur oleh perang saudara, kekerasan sektarian, dan serangan teroris brutal, termasuk pengambilalihan sebagian wilayah negara oleh ISIS pada tahun 2014, serta kampanye pengeboman yang dipimpin Barat berikutnya untuk membasmi kelompok ekstremis tersebut.
Penggulingan rezim Assad selama serangan mendadak oleh kelompok milisi anti-Assad pada Desember 2024 mengejutkan masyarakat global dan membawa prospek awal baru bagi negara yang hancur tersebut. Presiden baru Suriah, Ahmed al-Sharaa – mantan anggota al-Qaeda yang menggambarkan dirinya sebagai orang yang telah direformasi – saat ini memimpin pemerintahan transisi negara tersebut.