Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,87% pada kuartal I 2025 menunjukkan perlunya strategi baru yang menekankan optimalisasi konsumsi masyarakat dan percepatan investasi. Ketua Umum BPP Hipmi, Akbar Himawan Buchari, menyoroti lemahnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan konsumsi lembaga nonprofit sebagai faktor utama lambatnya laju pertumbuhan. Konsumsi rumah tangga yang hanya tumbuh 4,89% dan LNPRT yang merosot tajam ke 3,07% menjadi bukti melemahnya daya beli masyarakat, bahkan saat momen Idul Fitri yang biasanya mendorong belanja pun tak mampu mengangkat perputaran uang secara signifikan.
Untuk itu, Hipmi mendorong kebijakan yang langsung berdampak pada peningkatan daya beli dan penciptaan lapangan kerja, seperti realokasi program jangka pendek dan percepatan belanja strategis pemerintah. Langkah-langkah ini dinilai penting untuk menstimulus perekonomian nasional, menjaga momentum pertumbuhan, serta memperkuat struktur ekonomi yang inklusif dan berdaya saing tinggi. Reformasi regulasi dan perbaikan iklim investasi juga disebut sebagai kunci untuk mendorong masuknya investor baru dan memperkuat pelaku usaha yang sudah ada.