Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menegaskan pentingnya diversifikasi pasar ekspor Indonesia sebagai respons terhadap dinamika kebijakan ekonomi global, khususnya dari Amerika Serikat. Meskipun perdagangan langsung Indonesia dengan AS hanya kurang dari 2% terhadap PDB, dampak globalnya tetap besar. Oleh karena itu, Indonesia aktif mempercepat negosiasi perdagangan internasional yang sebelumnya terhambat, seperti perjanjian dagang dengan Uni Eropa, demi memperluas akses pasar ekspor dan mengurangi ketergantungan pada satu negara.
Selain itu, Sri Mulyani juga menyoroti peran penting hubungan ekonomi dengan Tiongkok, yang meskipun menyebabkan defisit perdagangan, turut berkontribusi dalam bentuk investasi besar di sektor mineral strategis Indonesia. Pemerintah berkomitmen memperluas jaringan perdagangan dan investasi internasional untuk mendukung pembangunan ekonomi jangka panjang di tengah ketidakpastian global, dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya alam dan memperkuat kemitraan dengan berbagai negara.