Harga beras medium di Indonesia sulit turun ke harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp12.500 per kilogram, meskipun pasokan beras dalam negeri melimpah. Perpadi menjelaskan bahwa meski stok beras pemerintah cukup besar dan diperkirakan akan terus meningkat pada Mei 2025, harga yang wajar di tingkat produsen adalah sekitar Rp12.500 per kilogram dan di tingkat konsumen antara Rp13.500 hingga Rp13.750 per kilogram. Hal ini disebabkan oleh Harga Pokok Produksi (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) yang saat ini dipatok Rp6.500 per kilogram, yang membuat harga beras sulit turun ke tingkat yang diinginkan pemerintah.
Data dari Panel Harga Bapanas menunjukkan harga beras medium di tingkat konsumen rata-rata mencapai Rp13.685 per kilogram, lebih tinggi dari HET. Sementara itu, harga terendah tercatat di Sumatra Selatan sebesar Rp12.249 per kilogram dan harga tertinggi di Papua Barat mencapai Rp17.200 per kilogram. Pemerintah, melalui Bapanas, sedang berusaha mencari keseimbangan baru untuk harga beras, terutama beras medium, dengan mempertimbangkan kesejahteraan petani, penggiling padi, pedagang, dan masyarakat luas. Menteri Pertanian juga memperkirakan bahwa stok beras Perum Bulog akan mencapai 4 juta ton pada Mei 2025.