Pelajaran Pahit dari Jepang: RI Juga Bisa Terancam Krisis Beras

Krisis beras yang terjadi di Jepang pada awal 2025 menjadi pelajaran penting bagi Indonesia. Jepang, yang dikenal dengan kecukupan pangan yang besar, kini menghadapi kekurangan beras akibat sejumlah faktor, seperti perubahan iklim, menurunnya jumlah petani muda, alih fungsi lahan, dan ketergantungan pada varietas premium seperti Koshihikari. Produksi beras di Jepang turun drastis pada 2023, sementara konsumsi domestik tetap tinggi. Pemerintah Jepang terpaksa mengimpor beras dari negara lain, seperti Vietnam dan Thailand untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Bahkan, mereka menggelontorkan subsidi dan membuka stok cadangan beras nasional sebagai langkah darurat.

Indonesia, meskipun berhasil menyerap beras lebih dari target hingga 2025, perlu belajar dari pengalaman Jepang. Produksi besar tidak menjamin ketahanan pangan jangka panjang. Jika petani tidak diberikan jaminan harga yang adil, mereka bisa berhenti menanam pada tahun berikutnya, yang bisa mengancam ketahanan pangan di masa depan. Oleh karena itu, Indonesia harus fokus pada pengembangan sistem pangan berbasis desa, seperti koperasi kelurahan, yang mengintegrasikan distribusi bahan pangan dan pupuk. Swasembada beras sejati bukan hanya soal stok beras saat ini, tetapi kemampuan untuk mempertahankan produksi dalam jangka panjang.

Search