Sri Mulyani Sebut Perang Dagang Bisa Kurangi Pertumbuhan RI 0,5 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa perang dagang yang dipicu oleh kebijakan Presiden AS Donald Trump berpotensi mengurangi pertumbuhan ekonomi Indonesia antara 0,3% hingga 0,5% dari produk domestik bruto (PDB). Namun, ia menyambut baik penundaan penerapan tarif resiprokal yang dilakukan Trump selama 90 hari yang memberi waktu bagi Indonesia untuk mencari solusi guna mengurangi dampak negatif perang dagang terhadap perekonomian. Selama periode ini, Indonesia berencana untuk meningkatkan kerja sama dengan negara ASEAN dan menyusun kerangka kerja sama yang saling menguntungkan dengan negara lain, sembari tetap berhati-hati dalam mengelola kebijakan ekonomi domestik.

Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% pada 2025, lebih tinggi dibandingkan dengan capaian 2024 yang sebesar 5,03%. Presiden Prabowo Subianto juga menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8% pada 2029. Namun, tekanan dari perang dagang ini tetap menjadi tantangan besar. Selama penundaan tarif, Indonesia sedang menyiapkan tawaran negosiasi kepada AS yang mencakup peningkatan impor dari AS, pemotongan pajak, pelonggaran aturan TKDN, serta pembukaan keran impor pangan lebih luas.

Search