Kantor Sri Mulyani Beri Bukti Daya Beli Warga RI Kuat

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu, menyatakan bahwa daya beli masyarakat Indonesia masih kuat hingga awal 2025. Hal ini tercermin dari Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) Februari 2025 yang mencapai 126,4, menunjukkan optimisme konsumen. Selain itu, Indeks Penjualan Ritel (IPR) juga tumbuh 0,5% secara tahunan (yoy), terutama didorong oleh peningkatan penjualan suku cadang dan aksesori otomotif. Kondisi ini memperkuat keyakinan bahwa konsumsi domestik masih akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2025.

Meskipun inflasi Indonesia meningkat menjadi 1,03% (yoy) pada Maret 2025, seiring dengan berakhirnya kebijakan diskon tarif listrik, kondisi inflasi dinilai masih terkendali. Inflasi inti stabil di level 2,48% (yoy), sementara sebagian besar kelompok pengeluaran mengalami kenaikan, terutama pakaian dan alas kaki menjelang Idulfitri. Inflasi pangan bergejolak justru relatif rendah sebesar 0,37%, dipengaruhi oleh turunnya harga beras dan produk unggas, meski beberapa komoditas lain mengalami kenaikan karena meningkatnya permintaan.

Selain itu, komponen harga yang diatur pemerintah masih mencatat deflasi sebesar 3,16% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Deflasi ini dipengaruhi oleh berakhirnya diskon tarif listrik dan kenaikan tarif angkutan antarkota selama mudik. Namun, kebijakan PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk tiket pesawat berhasil menahan laju inflasi pada tarif angkutan udara, bahkan mencatatkan deflasi secara bulanan. Secara keseluruhan, kondisi ini menunjukkan daya beli masyarakat Indonesia tetap terjaga di tengah dinamika inflasi.

Search