Israel Tunda Pembebasan Tahanan Setelah Penyerahan Sandera yang Kacau

Israel menunda pembebasan tahanan Palestina setelah terjadi kekacauan dalam proses serah terima sandera yang dilakukan Hamas di Gaza pada Kamis (30/1/2025). Hamas membebaskan tiga sandera Israel dan lima sandera Thailand, termasuk Arbel Yehud (29) dan Gadi Moses (80), yang diculik dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Namun, suasana penyerahan di Khan Younis menjadi tegang akibat kerumunan yang menghambat proses tersebut. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengecam insiden tersebut dan mengancam akan menindak siapa pun yang membahayakan sandera. Sebagai respons, Israel membatalkan pembebasan 110 tahanan Palestina yang sebelumnya dijadwalkan.

Militer Israel terus melakukan operasi di Gaza dan Tepi Barat, dengan klaim menargetkan kelompok militan. Hamas, meskipun mendapat serangan bertubi-tubi, tetap menunjukkan pengaruh kuat di Gaza. Salah satu pemimpinnya, Yahya Al-Sinwar, dilaporkan tewas dalam serangan Israel. Konflik ini telah menyebabkan lebih dari 47.000 warga Palestina tewas dan menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, memicu krisis kemanusiaan dengan kekurangan obat-obatan, makanan, dan bahan bakar. Sementara itu, sebagian besar sandera telah dibebaskan dalam gencatan senjata sebelumnya, namun masih ada 82 orang yang ditawan di Gaza, dengan 30 di antaranya dinyatakan tewas.

Di Israel, masyarakat berkumpul di Alun-Alun Sandera di Tel Aviv untuk menyaksikan pembebasan sandera secara langsung. Kedatangan utusan AS, Steve Witkoff, yang berperan dalam negosiasi, disambut dengan antusias. Konflik yang berkepanjangan ini telah memperburuk situasi geopolitik di Timur Tengah, dengan Israel terus meningkatkan operasi militernya terhadap Hamas dan Hizbullah, serta memperluas serangan di Tepi Barat. Meskipun perang ini terus berlanjut, upaya diplomatik dan kemanusiaan tetap menjadi tantangan besar di tengah ketegangan yang terus memanas.

Search