Ratusan warga Jenin di Tepi Barat, Palestina, terpaksa meninggalkan rumah mereka pada Kamis (23/1/2025) setelah pesan peringatan dari drone dengan pengeras suara menyuruh mereka untuk mengungsi. Hal ini terjadi di tengah operasi militer besar yang memasuki hari ketiga di kota tersebut. Operasi itu mencakup penghancuran sejumlah rumah di kamp pengungsi Jenin. Operasi ini dilakukan dengan dukungan kendaraan militer dalam jumlah besar, helikopter, dan drone. Operasi tersebut dimulai seminggu setelah gencatan senjata di Gaza.
Pejabat Israel mengatakan bahwa operasi ini ditujukan untuk mengatasi kelompok militan yang didukung Iran di kamp pengungsi Jenin, yang selama bertahun-tahun menjadi pusat aktivitas kelompok bersenjata Palestina. Pada Rabu malam, pasukan Israel menewaskan dua pria bersenjata yang bersembunyi di sebuah bangunan di Burqin, dekat Jenin, setelah baku tembak. Keduanya dicurigai terlibat dalam serangan awal bulan ini di dekat desa Palestina al-Funduq, yang menewaskan tiga warga Israel.
Adapun sejak dimulainya operasi, 12 warga Palestina dilaporkan tewas dan 40 lainnya terluka, menurut pejabat kesehatan Palestina. Operasi ini menjadi yang ketiga kalinya dalam kurun waktu 2 tahun terakhir di Jenin dan mendapat peringatan dari Prancis dan Yordania terkait risiko eskalasi kekerasan di Tepi Barat, yang telah mengalami lonjakan kekerasan sejak awal perang di Gaza. Selain reaksi dari Prancis dan Yordania, komunitas internasional mendesak semua pihak untuk menghindari peningkatan konflik lebih lanjut di kawasan tersebut.