Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) gencar melakukan berbagai upaya, termasuk memperbaiki regulasi, guna mencapai target pengiriman 425 ribu pekerja migran Indonesia (PMI) ke luar negeri pada 2025. Karding mengatakan Kemen-P2MI saat ini juga gencar melakukan kerja sama termasuk dengan 12 kementerian/badan agar dapat memiliki tempat pelatihan atau dapat bekerja sama dengan sekolah kejuruan atau lembaga pelatihan yang disediakan oleh kementerian/badan.
Selain itu, kata Karding, Kemen-P2MI juga akan mencoba peluang baru di Eropa Timur dan Barat. “Selama ini baru ada Jerman. Makanya kita akan membuka penempatan kerja di beberapa negara lainnya,” kata dia. Karding menambahkan bahwa secara internal Kemen-P2MI juga akan membuat model, di mana lembaga pelatihan akan berfokus pada negara tertentu dan jabatan kerja tertentu yang nantinya akan disalurkan dengan job order. “Jadi, lebih simple dan lebih cepat,” katanya. Karding berharap agar kerja sama dengan kementerian/badan segera terealisasi agar dapat memenuhi target tahun ini. “Masih ada delapan kementerian yang akan melakukan MoU. Semoga seluruh PKS (Perjanjian Kerja Sama) selesai Februari,” katanya.
Dengan rencana pengiriman sebanyak 425 ribu PMI tersebut, Karding berharap hal itu dapat mendorong perekonomian Indonesia sebesar 0,52 persen dengan kemungkinan capaian devisa hingga lebih dari Rp300 triliun. Selain itu, realisasi pengiriman PMI pada 2024 tersebut juga membantu menurunkan angka pengangguran sebesar 3,98 persen dari total 7,47 juta pengangguran yang tercatat pada 2024. Realisasi tersebut, kata Karding, sebenarnya belum memenuhi permintaan pekerja di pasar luar negeri, yang menyediakan 1,35 juta peluang kerja.