Sri Mulyani Wanti-Wanti Kondisi Ekonomi Global Berat di 2025

Ekonomi dunia diperkirakan akan menghadapi tantangan berat pada tahun depan. Proyeksi IMF pun menunjukkan pertumbuhan ekonomi dunia akan stagnan di kisaran 3,2% pada 2025. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Annual International Forum of Economic Development and Public Policy (AIFED) ke-13 di Bali, Senin (2/12/2024). Di sisi lain, konflik geopolitik terus meningkat dan arah kebijakan moneter semakin kompleks. Mengenai suku bunga, gambaran tahun lalu menunjukkan tren suku bunga tinggi. Namun, tahun ini, suku bunga bisa tinggi, rendah dan mungkin semakin tinggi atau bahkan sedikit menurun di beberapa wilayah.

Sri Mulyani mengatakan kebijakan fiskal masih belum terbebas dari Covid. Kendati pandemi sudah berakhir, tetapi efek ‘luka’ dari Covid masih menimbulkan konsekuensi besar. Ongkos mengatasi Covid menjadi beban fiskal bagi banyak negara dan ini belum selesai atau mungkin belum dimulai, yakni dari sisi konsolidasi fiskal. IMF dalam rilis World Economic Outlook (WEO) terbaru memperkirakan produk domestik bruto (PDB) global akan meningkat 3,2% tahun depan. Proyeksi ini lebih rendah 0,1 poin persentasi dari rilis WEO sebelumnya pada Juli 2024.

Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas mengatakan risiko-risiko global semakin meningkat dan ekonomi global sedang dalam ketidakpastian yang semakin besar. Menurutnya, ada risiko geopolitik, dengan potensi eskalasi konflik regional, yang dapat memengaruhi pasar komoditas. Kemudian, ada peningkatan proteksionisme, kebijakan-kebijakan proteksionis, gangguan-gangguan dalam perdagangan yang juga dapat mempengaruhi aktivitas global. Berbanding terbalik, perekonomian AS akan terus memberikan sebagian besar dorongan bagi pertumbuhan global hingga akhir tahun ini dan tahun 2025. Ini didorong oleh belanja konsumen yang kuat yang telah bertahan melalui inflasi yang menyakitkan dan suku bunga tinggi yang digunakan untuk menjinakkannya.

Search