Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan angka Incremental Capital Output Ratio (ICOR) akan mencapai level 4, dari yang selama ini mencapai 6, untuk mengejar pertumbuhan ekonomi yang kencang di kisaran 8%. ICOR mencerminkan besarnya tambahan kapital (investasi) baru yang dibutuhkan untuk menaikkan satu unit output dalam mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional.Nilai ICOR diperoleh dengan membandingkan besarnya tambahan kapital dengan tambahan output. Semakin besar nilai koefisien ICOR, maka semakin tidak efisien perekonomian pada periode waktu tertentu. Berlaku juga sebaliknya.Banyak faktor yang membuat nilai ICOR Indonesia tinggi mulai dari sarana infrastruktur yang kurang memadai, ruwetnya birokrasi, ongkos produksi, hingga tingginya biaya logistik.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, untuk mengejar ICOR di level 4 itu, target utama yang akan ditempuh pemerintah adalah semakin banyak mengembangkan kawasan ekonomi khusus (KEK). Sebab, angka ICOR di sejumlah KEK kata dia sebetulnya sudah di bawah level 4. Airlangga menyebutkan, salah satu KEK atau Special Economic Zone (SEZ) yang telah mampu mencatatkan level ICOR di bawah 4 ialah Weda Bay. Seluruh aktivitas ekonomi di zona itu ia katakan sudah terintegrasi dari hulu ke hilir sehingga roda bisnis berjalan secara efisien. Airlangga memastikan, ICOR level 4 itu akan diperoleh Indonesia dalam 3-4 tahun ke depan. Asalkan, rancangan pembangunan infrastruktur di tanah air terkoneksi satu dengan lainnya, sehingga membuat roda bisnis berjalan dengan lancar dan efisien.