Bank Indonesia (BI) mencatat selama sepekan terakhir terjadi aliran modal asing keluar dari pasar keuangan Indonesia sebesar Rp 4,38 triliun. Aliran modal asing itu keluar dari pasar saham dan pasar Surat Berharga Negara (SBN). Selama sepekan ini, dana asing juga masuk melalui pasar Sekuritas Rupiah BI (SRBI). Secara perinci, dana asing yang keluar dari pasar saham sebesar Rp 1,92 triliun, dari pasar SBN sebesar Rp 2,90 triliun, serta masuk ke SRBI sebesar Rp 440 miliar. Sementara itu, berdasarkan data setelmen hingga 9 Januari 2025 (year to date/ytd), dari keseluruhan transaksi di pasar saham tercatat terjadi aliran modal asing keluar atau jual neto sebesar Rp 1,10 triliun. Kemudian, pada pasar SBN terjadi beli neto sebesar Rp 3,83 triliun, serta pada SRBI terjadi beli neto sebesar Rp 2,67 triliun.
Seiring masuknya modal asing ke RI pada pekan ini, premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun pun naik signifikan ke level 78,65 bps per 9 Januari 2024 dari sebelumnya di level 76,88 bps per 3 Januari 2025. Kemudian, tingkat imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun juga tercatat stabil di level 7,18 persen. Begitu pula dengan yield surat utang AS atau US Treasury tenor 10 tahun yang meningkat ke level 4,689 persen. Adanya aliran dana asing yang keluar dari RI pada pekan ini turut membuat kurs rupiah melemah terhadap dollar AS, dengan bergerak di level Rp 16.210 per dollar AS. Pada Kamis (9/1/2025), nilai tukar rupiah ditutup di level Rp 16.195 per dollar AS, kemudian ketika dibuka pada perdagangan Jumat (10/1/2025), kurs rupiah semakin tertekan di level Rp 16.210 per dollar AS.