Pasukan penjaga perdamaian PBB akan tetap berada di semua posisi mereka di Lebanon, meskipun Israel meminta mereka untuk pindah, di tengah meningkatnya pertempuran antara Israel dan Hizbullah, kata kepala pasukan penjaga perdamaian PBB pada Senin (14/10). Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Senin kembali meminta pasukan penjaga perdamaian di Lebanon selatan untuk pindah dari daerah-daerah tertentu yang dekat dengan perbatasan Israel dengan Lebanon. Dia juga menegaskan bahwa “sama sekali tidak benar” bahwa pasukan Israel menargetkan pasukan PBB, UNIFIL.
Israel telah menghadapi kritik keras, karena cedera dan kerusakan yang dialami oleh pasukan penjaga perdamaian PBB. Lima pasukan penjaga perdamaian terluka dalam serangkaian insiden pekan lalu, dengan insiden terbaru memperlihatkan pasukan PBB menuduh pasukan Israel menerobos gerbang dan memasuki salah satu markas mereka.
Dewan Keamanan PBB untuk pertama kalinya dengan suara bulat menyuarakan “kekhawatiran yang kuat” pada Senin, setelah serangkaian insiden tersebut. Dalam pernyataan tersebut, yang tidak secara khusus menyinggung Israel, ke-15 anggota dewan “mendesak semua pihak untuk menghormati keselamatan dan keamanan personel dan posisi UNIFIL. Mereka mengingatkan bahwa pasukan penjaga perdamaian PBB dan posisi PBB tidak boleh menjadi sasaran serangan”. Intervensi dewan tersebut menyusul dua pertemuan tertutup mengenai situasi yang memburuk di Lebanon.