Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menarik Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL). Netanyahu menuduh pasukan penjaga perdamaian itu menjadi “tameng manusia” untuk Hizbullah. Militer Israel pun mendesak pasukan UNIFIL meninggalkan posnya, tetapi ditolak. Benjamin Netanyahu mengeklaim posisi-posisi pasukan UNIFIL berdekatan dengan basis Hizbullah. PM Israel itu meminta Sekjen PBB Antonio Guterres segera menarik pasukan UNIFIL agar tidak ada lagi personel yang terluka.
“IDF (militer Israel) sudah meminta ini berulang kali dan berulang kali ditolak, sehingga teroris Hizbullah memiliki tameng manusia. Penolakan Anda mengevakuasi tentara UNIFIL menjadikan mereka sandera-sandera Hizbullah, ” kata Netanyahu. Beberapa jam sebelum pernyataan Netanyahu, UNIFIL melaporkan Israel kembali menyerang posisi mereka pada Minggu (14/10). UNIFIL melaporkan dua tank Israel memaksa masuk posisi pasukan penjaga perdamaian dan menghancurkan gerbang utama.
UNIFIL juga menyebut sebuah bom gas ditembakkan sekitar 100 meter dari posisi UNIFIL. Gas itu diduga beracun sehingga menyebabkan 15 personel UNIFIL terluka kendati telah mengenakan masker gas. UNIFIL tidak menyebutkan pihak mana yang menembakkan bom gas dan gas beracun jenis apa yang diduga memengaruhi personel pasukan penjaga perdamaian. UNIFIL mengingatkan bahwa serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 dan hukum internasional.