Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan sejak hampir satu tahun lalu diserang Hamas, negaranya sekarang dikepung tujuh front. Ketujuh front tersebut kini disebut terlibat perang di Israel, sehingga menambah eskalasi di Timur Tengah. Hamas merupakan salah satu front yang saat ini mengepung Israel. Sebanyak 41.870 orang dinyatakan tewas selama satu tahun Hamas-Israel bersitegang. Kelompok milisi Hizbullah di Lebanon juga ikut menyerang Israel, sebagai bentuk solidaritas terhadap Hamas di Jalur Gaza. Ketegangan Israel dan milisi itu semakin meningkat usai pasukan Zionis menyadap dan meledakkan pager serta walkie-talkie mereka, hingga menimbulkan puluhan korban jiwa.
Houthi kini juga ikut menggempur Israel di tengah ketegangan negara tersebut dengan Hamas dan Hizbullah. Nama kelompok milisi asal Yaman itu mulai masuk ke dalam eskalasi konflik di Timur Tengah pada September lalu. Juru bicara Houthi, Yahya Serea, mengatakan bahwa mereka akan terus melancarkan serangan ke Israel hingga Negeri Zionis tersebut menghentikan agresi militernya di Gaza dan Lebanon.mKelompok Perlawanan Islam (IRI) di Irak mulai ikut menyerang Israel sebagai bentuk dukungan terhadap perlawanan milisi Hizbullah Lebanon dan Hamas Palestina. Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) baru-baru ini juga ikut menyerang Israel. Serangan pertama mereka dilakukan pada Selasa (1/10). Saat itu, IRGC menyerang menyerang Israel dengan ratusan rudal balistik dan hipersonik.
Kelompok milisi Syiah di Suriah juga menjadi front yang saat ini mengepung Israel. Namun, mereka tidak melakukan invasi seperti front lain. Mereka diduga mendukung Korps Garda Revolusi Iran dalam melakukan serangan ke Israel baru-baru ini. Kelompok teroris di Yudea dan Samaria belakangan ikut melakukan serangan-serangan ke Israel. Serangan ini dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap Hamas yang saat ini sedang berjuang melawan kependudukan Israel. Imbas serangan ini, Israel menetapkan wilayah Yudea dan Samaria sebagai “zona perang”.