Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Eko SA Cahyanto memberikan respons soal dampak penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) terhadap iklim industri. Ia menilai hal tersebut akan berdampak baik bagi industri Indonesia. Sehingga Eko menyebut hingga akhir 2024 optimisme terhadap iklim industri tetap tinggi. Hal itu terbukti dari purchasing managers index (PMI) dan indeks kepercayaan industri (IKI) yang tetap tinggi.
Sebelumnya, Bank Indonesia BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI 7-day Repo Rate sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen ke level 6,00 persen. Penurunan suku bunga acuan ini menjadi yang pertama kalinya sejak Januari 2021. Selain itu, bank sentral juga memangkas tingkat suku bunga deposit facility dan lending facility masing-masing sebesar 0,25 persen. Dengan demikian, suku bunga deposito facility tetap sebesar 5,25 persen dan lending facility sebesar 6,75 persen.
Keputusan BI untuk menurunkan suku bunga acuan diambil dengan melihat perkembangan kondisi perekonomian global. Bank sentral menilai, ketidakpastian pasar keuangan global kian mereda. Meredanya ketidakpastian pasar keuangan global ditandai dengan laju inflasi AS yang kian melambat dan mendekati target jangka panjang, yakni 2 persen secara tahunan. Sementara itu, bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) juga memangkas suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin (bps), atau 0,5 persen. Keputusan ini membuat suku bunga acuan saat ini berada di kisaran antara 4,75-5,00 persen. Ini merupakan pemangkasan suku bunga pertama sejak awal pandemi Covid-19 pada 2020. Keputusan ini diambil dalam kondisi lapangan pekerjaan dan inflasi yang menurun.