Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), menargetkan 1,4-1,5 miliar pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) selama 2024. Namun, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pergerakan wisnus masih sebanyak 598,72 juta perjalanan selama Januari-Juli 2024. Rendahnya angka pergerakan wisnus, menurut Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kemenparekraf, Wisnu Sindhutrisno, salah satunya disebabkan oleh mahalnya tiket pesawat. “Saat ini memang masih segmented, jadi masih wisata di pulau (masing-masing) istilahnya. Penduduk pulau Jawa, berlibur di pulau Jawa. Orang Sumatera juga (berlibur) di sekitar Sumatera saja gitu. Ya karena bisa (ditempuh) tidak hanya lewat penerbangan, tetapi juga lewat jalan darat,” tambahnya.
Wisnu menjelaskan, ada beberapa penyebab tiket pesawat mahal, dari harga avtur yang mahal sampai komponen pajak. Penurunan harga tiket pesawat, masih dalam proses. Targetnya, harga tiket pesawat direncanakan turun mulai Oktober 2024 hingga awal 2025. Kalau dari Kemenparekraf tentunya akan terus mendorong untuk promosi destinasi pariwisata dan pengembangan destinasi lain yang bisa didatangi tidak hanya melalui penerbangan. Misalnya, lewat jalan darat menggunakan kereta atau kalau di Bintan, Batam, Lombok, dan Bali, bisa memakai kapal feri.