Jerman diprediksi memasuki resesi. Pemangkasan suku bunga yang baru-baru ini dilakukan Bank Sentral Eropa (ECB) tidak cukup untuk mencegahnya. Dilansir dari Investing pada Rabu (18/9/2024), firma keuangan Nomura memproyeksikan resesi selama tiga kuartal yang mengakibatkan penurunan output sebesar 0,4 persen. “Jerman bakal memasuki resesi yang akan berlangsung selama tiga kuartal,” kata para analis Nomura dalam laporan mereka. Menurut para anallis, resesi disebabkan masalah struktural yang sudah berlangsung lama dan kondisi global yang tidak menguntungkan. Ketergantungan Jerman pada sektor manufakturnya, ditambah dengan paparannya terhadap siklus perdagangan global, membuat ekonominya sangat rentan terhadap gangguan eksternal.
Perlambatan ekonomi global, khususnya dalam produksi manufaktur dan industri, menghantam Jerman lebih keras daripada sebagian besar negara Zona Euro lainnya, sehingga membuatnya lebih rentan terhadap resesi. Selama delapan belas bulan terakhir, output industri Jerman menurun tajam, dan tidak seperti negara Zona Euro lainnya, belum ada tanda-tanda yang jelas akan adanya perubahan haluan. Nomura juga menyatakan bahwa tindakan terbaru ECB, meskipun penting, namun datang terlambat untuk menyelamatkan ekonomi Jerman. ECB baru-baru ini memangkas suku bunga deposito sebesar 25 basis poin menjadi 3,50 persen. Meskipun pelonggaran kebijakan moneter ECB merupakan langkah yang diperlukan, para analis Nomura berpendapat bahwa hal ini tidak akan mengubah tren jangka pendek ekonomi Jerman. Masalah ekonomi Jerman membawa implikasi yang lebih luas bagi Zona Euro. Sebagai ekonomi terbesar di blok tersebut, penurunan yang berkepanjangan di Jerman dapat menyeret turun pertumbuhan Zona Euro secara keseluruhan.