Yordania, Qatar, dan Palestina pada Selasa (3/9) mengecam tuduhan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa senjata diseludupkan ke kelompok perlawanan Palestina, Hamas, melalui perbatasan Mesir. Kementerian Luar Negeri Yordania menyatakan penolakannya terhadap pernyataan Netanyahu dengan menyebutkan bahwa tuduhan tersebut adalah “tuduhan tanpa dasar yang bertujuan menghambat upaya mediasi yang dilakukan oleh Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat untuk mencapai kesepakatan pertukaran yang mengarah pada gencatan senjata permanen di Gaza.”
Netanyahu memperbarui penolakannya pada Senin (2/9) untuk menarik pasukan Israel dari Koridor Philadelphi, dan mengklaim bahwa koridor tersebut adalah “jalur kehidupan” bagi Hamas untuk memperkuat persenjataan. Kepresidenan Palestina mengecam “pernyataan yang dibuat oleh Netanyahu yang bertujuan membenarkan kelanjutan agresi terhadap rakyat kami.” Mereka mengungkapkan apresiasi atas “peran Mesir dalam menentang pemindahan paksa rakyat Palestina dari tanah mereka.”
Mesir, Qatar, dan AS telah mencoba selama berbulan-bulan untuk mencapai kesepakatan antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina untuk memastikan pertukaran tahanan dan gencatan senjata serta memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza. Namun, upaya mediasi terhambat karena Netanyahu menolak memenuhi tuntutan Hamas untuk menghentikan perang. Serangan tersebut telah menyebabkan lebih dari 40.800 kematian warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, serta hampir 94.300 luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat.