Banyak Daerah Calon Tunggal, Parpol Enggan Ubah ”Tiket” Pencalonan

Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani, mengatakan tak mudah bagi partainya untuk mengalihkan dukungan dari pasangan calon tunggal ke kandidat baru karena keputusan tersebut telah diambil dengan perhitungan yang matang (2/9/2024). Menurut Kamhar, fenomena calon tunggal terjadi karena pasangan calon tunggal tersebut sudah terlalu dominan, baik dari aspek elektabilitas, finansial, maupun sumber daya pendukung pemenangan lainnya. Partai politik tentunya akan memilih ikut berlayar bersama.

Politisi senior Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung juga tidak menyangkal bahwa partainya tidak akan mengubah komposisi pencalonan kepala daerah di daerah-daerah yang kontestasinya hanya diikuti calon tunggal. Ketua DPP PKS, Ahmad Mabruri, juga melihat bahwa ⁠perpanjangan masa pendaftaran tidak serta-merta calon pasangan lain akan mendaftar. Mabruri menambahkan bahwa PKS realistis dalam proses pencalonan di Pilkada 2024. Jika peluang menangnya memang dominan pada satu pasangan calon tunggal tersebut, mau tidak mau PKS akan mendukungnya.

Direktur Eksekutif Perludem, Khoirunnisa Nur Agustyati, memperkirakan peluang munculnya kandidat baru selama perpanjangan pendaftaran sangat kecil. Sebab, sebagian besar parpol telah mengonsolidasikan dukungannya kepada kandidat tertentu sejak lama. Menurut dia, menjamurnya calon tunggal di Pilkada 2024 tidak lepas dari upaya parpol untuk mengondisikan gerbong koalisi yang sama dari tingkat pusat hingga daerah. Selain itu, parpol juga ingin daerah-daerah tertentu dimenangi kandidat yang diharapkan melalui skenario calon tunggal. Situasi ini tak lepas dari dekatnya tahapan pemilu dan pilkada sehingga hubungan antarparpol masih terjaga.

Search