Badan Pusat Statistik (BPS) merilis ekspor pertanian pada Januari hingga Juli 2024 yang mengalami pertumbuhan positif yang mencapai 10,55 persen. Berdasarkan data, ekspor pertanian meningkat di momen ekspor non migas maupun ekspor lain cenderung menurun. BPS mencatat, komponen utama yang mendongkrak kenaikan ekspor pertanian, termasuk komoditas buah-buahan hasil panen tahunan. Adapun kontribusi ekspor pertanian pada Januari-Juli 2024 meningkat 1,88 persen dibandingkan periode yang sama pada Januari-Juli 2023 sebesar 1,68 persen.
Sementara itu, ekspor Juli 2024 baik secara tahunan maupun secara bulanan meningkat akibat ekspor komoditas kopi yang juga meningkat. Plt. Kepala BPS, Amalia Widyasanti dalam rilis resmi statistik mengatakan, perkembangan ekspor non migas Indonesia berdasarkan sektor pada Juli 2024 cenderung membaik, di mana total ekspor non migas mencapai 20,79 miliar USD. Apabila dirinci, sektor pertanian berkontribusi sebesar 0,50 miliar USD. “Saya ingin menyampaikan bahwa perkembangan ekspor non migas Indonesia berdasarkan sektor pada Juli 2024, sektor pertanian kehutanan dan perikanan berkontribusi US$0,50 miliar,” kata Amalia.
Adapun tujuan ekspor Indonesia sejauh ini masih didominasi oleh China, Jepang dan Amerika Serikat. Pada sebagian data tersebut, ekspor nonmigas secara keseluruhan mengalami peningkatan setiap bulan. Sebagai informasi, nilai ekspor Indonesia pada Juli 2024 mencapai US$ 22,21 miliar atau naik 6,55 persen jika dibandingkan ekspor Juni 2024. Kenaikan ini juga terjadi apabila dibandingkan Juli 2023, di mana nilai ekspor pada saat itu sebesar 6,46 persen. Sedangkan untuk ekspor nonmigas pada Juli mencapai US$20,79 miliar atau naik 5,98 persen dibanding Juni 2024 (month-to-month) dan naik 5,87 persen dibandingkan ekspor nonmigas pada Juli 2023.