PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) gandeng Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengolah sampah organik menjadi bahan bakar jumputan padat (BBJP) sebagai subtitusi batu bara untuk digunakan pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Bahan bakar jumputan padat adalah bahan bakar berasal dari sampah yang sudah melalui proses pemilahan dan diolah melalui fermentasi mempergunakan bakteri yang kemudian dicacah menjadi ukuran butir kecil. Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan, melalui kerja sama ini sampah yang masuk ke TPS Pesanggarahan, yang sebagian besar merupakan sampah organik perumahan, akan direduksi menjadi biomassa berupa bahan bakar jumputan padat. Itu artinya sampah bisa bernilai ekonomi. Sebagai entitas yang bertugas menjamin rantai pasok bahan baku untuk pembangkit listrik, PLN EPI melakukan berbagai inovasi untuk mendukung pemerintah dalam reduksi emisi karbon serta meningkatkan ekonomi sirkuler.
Pengelolaan sampah Jakarta menjadi biomassa untuk co-firing bahan bakar PLTU mampu menyelesaikan persoalan sampah kota, sekaligus menjadi bermanfaat untuk mereduksi emisi di pembangkit listrik. Adapun co-firing merupakan pembakaran dua jenis bahan bakar berbeda secara bersamaan. Jika pada umumnya pengoperasian PLTU hanya mengandalkan batu bara sebagai bahan bakar, maka dengan co-firing ada penambahan biomassa sehingga penggunaan batu bara pun berkurang. Vice President Produksi dan Rantai Pasok Biomassa PLN EPI menambahkan, dalam proses penerapan kerja sama ini, nanti saat mulai commissioning akan dilaksanakan uji coba di PLTU terdekat yaitu PLTU Lontar di Tangerang. Uji coba dan commisioning dilaksanakan di akhir Desember 2024 atau Januari 2025.