Bulog Sebut Harga Beras Naik Akibat Panenan Mulai Terbatas

Perum Bulog menyebut kenaikan harga beras beberapa hari terakhir ini disebabkan karena tingginya harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani. Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita mengatakan, harga gabah harga ini sudah mencapai Rp 6.800-Rp 7.000 per kg, atau di atas harga pokok pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.000/kg. Kenaikan harga gabah itu menandakan jumlah panen di daerah sentra produksi yang mulai terbatas. Sehingga, ada potensi rebutan gabah di tingkat penggilingan padi untuk menjaga produktivitas mereka. Sedangkan jumah penggilingan padi di seluruh Indonesia sekitar 150.000 unit. Selain itu, Febby menuturkan, kenaikan harga beras juga terjadi karena tidak adanya penyaluran bantuan pangan pada bulan Juli lalu. Hal itu membuat 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang sebelumnya mendapatkan pasokan beras dari pemerintah kembali ke pasar untuk belanja beras. Di lain sisi, penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog sesuai dengan ketetapan harga pemerintah hanya memiliki market share sebanyak 10 persen. Sehingga, kondisi tersebut cukup mempengaruhi perubahan permintaan beras yang turut berdampak pada kenaikan harga beras di pasaran.

Search